Apa sih yang dimaksud dengan sumbu atau aksis jantung? Sumbu jantung merupakan arah depolarisasi yang menyebar ke seluruh jantung
untuk merangsang kontraksi miokard. Arah depolarisasi menunjukkan besar dan
arah gaya listrik jantung. Besar dan arah gaya listrik jantung itu sendiri
dinamakan vektor jantung. Vektor digambarkan sebagai anak panah yang
menunjukkan arah listrik jantung dan panjangnya anak panah yang menunjukkan
besar gaya listrik jantung.
Vektor berdasarkan gaya listrik yang terbentuk akibat
depolarisasi atrium dan ventrikel dapat dibagi menjadi vektor gelombang P,
vektor komplek QRS dan vektor gelombang T. Vektor jantung dapat menggambarkan
bentuk ruang tiga dimensi yang terdiri dari
Bidang Frontal (F) membagi jantung menjadi superior dan
inferior
Bidang Horisontal (H) membagi jantung menjadi anterior dan
posterior
Bidang Sagital (S) membagi jantung menjadi kanan/dekstra
dan kiri/sinistra
Elektrokardiografi (EKG) yang rutin kita lakukan adalah 12
lead yaitu lead I,II,III,aVR,aVL.aVF dan V1-V6. Dari 12 lead ini untuk
kepentingan praktis biasanya kita hanya menggunakan dua bidang saja yaitu
bidang Frontal dan bidang Horisontal. Karena otot jantung sebagian besar
terdapat pada ventrikel, maka yang hanya kita bahas kali ini adalah vector
kompleks QRS
Menentukan sumbu
jantung pada bidang Frontal
Sumbu jantung bidang frontal yang normal adalah antara +110o
sampai -30o. kepustakaan lain menyebutnya antara +90o
sampai – 30o.
Ada beberapa cara dalam menentukannya yaitu :
1. Untuk dapat mengetahui sumbu jantung bidang frontal,
kita harus mengetahui lead-lead mana saja yang menggambarkan bidang frontal.
Antara lain lead I,II,III,aVR,aVL.dan aVF. Kemudian cari vector yang saling
tegak lurus satu sama lain. Dalam hal ini lead I (0o) dan aVF (+90o)
saling tegak lurus. Kemudian hitung selisih kotak kecil pada gelombang R dan S
di lead I dan aVF. Contoh :
Lead I tinggi R 9 mm, dalam S 2 mm, selisihnya 9 mm – 2 mm
= 7 mm
Lead aVF tinggi R 8 mm, dalam S 3 mm, selisihnya 8 mm – 3
mm = 5 mm
Kemudian kita masukkan angka tersebut sesuai arah leadnya.
Perpotongan kedua arah tersebut kita dapatkan titik vector sebagaimana gambar,
letaknya sekitar 60o sehingga dapat dikatakan sumbu jantung normal
(normal axis).
Bagaimana kalau salah satu lead I atau aVF selisihnya = 0 ?
maka kita tidak menggunakan tingginya gelombang tetapi menggunakan lebar atau
luasnya gelombang. Karena berbentuk segitiga kita menggunakan rumus luas
segitiga yaitu
½ x panjang x tinggi. Contoh :
Lead I R + 4 mm,
lebar 1 mm, jadi luasnya ½ x 4 x 1 = + 2 mm
S -4 mm, lebar 2 mm, jadi luasnya ½ x 4 x
2 = - 4 mm
Selisih = - 2 mm
Lead aVF R + 7 mm, lebar 1 mm, jadi luasnya ½ x 7 x 1 = + 7
mm (dibulatkan)
S – 3
mm lebar 1 mm, jadi luasnya ½ x 3 x 1 = - 3 mm (dibulatkan)
Selisih = + 4 mm
Jadi lokasi vektornya mendekati 120o sehingga
sumbu jantung deviasi ke kanan atau right axis deviation (RAD)
2. Cari lead yang selisih gelombang R dan S adalah nol,
selain lead I dan aVF, maka vektornya tegak lurus dengan lead tersebut.
Contohnya pada lead aVL
3. Dua cara tersebut di atas memerlukan ketelitian dalam
menghitung tinggi R dan S sehingga memakan waktu yang lama. Adakah cara
cepatnya? Tentu ada! Selain kriteria yang telah disebutkan di atas anda tinggal
melihat tinggi pada gelombang R di lead I dan aVF serta dibandingkan dengan
lead II. Jika gelombang R lebih tinggi dibandingkan S di lead I dan aVF, maka
dapat dipastikan sumbu jantung dalam batas normal.
Jika gelombang R lebih tinggi dibandingkan S di lead I dan
sebaliknya gelombang R lebih rendah dibandingkan S di lead aVF, maka anda harus
melihat lead II. Jika lead II gelombang R lebih tinggi dibandingkan S maka
sumbu jantung dalam batas normal.
Jika gelombang R lebih tinggi dibandingkan S di lead I dan
sebaliknya gelombang R lebih rendah dibandingkan S di lead aVF, serta pada lead
II gelombang R lebih rendah dibandingkan S maka sumbu jantung deviasi ke kiri /
Left Axis Deviation (LAD).
Jika gelombang R lebih tinggi dibandingkan S di lead aVF
dan sebaliknya gelombang R lebih rendah dibandingkan S di lead I, serta pada
lead II gelombang R lebih tinggi dibandingkan S maka sumbu jantung deviasi ke
kanan (RAD).
Jika gelombang R lebih rendah dibandingkan S di lead I, aVF
dan II, maka kita harus melihat aVR dan biasanya pada aVR tampak gelombang R
lebih tinggi dibandingkan S. ini dinamakan sumbu superior atau sumbu intermediate
Menentukan sumbu jantung pada bidang Horisontal
Lead pada bidang horizontal adalah V1, V2, V3, V4, V5 dan
V6. Untuk menentukan sumbunya carilah yang lead selisih gelombang R dan S
adalah nol. Sumbu jantung bidang horizontal akan tegak lurus dengan lead
tersebut. Sumbu jantung bidang horizontal normal terletak antara V3 dan V4
(disebut juga daerah transisi normal). Di sini kita tidak menyebutkan
derajatnya. Jika sumbu jantung bidang horizontal bergeser ke V5 maka kita
katakan sumbu jantung searah jarum jam (dilihat dari arah tungkai), jika
bergeser ke V2 maka berlawanan dengan
arah jarum jam.
Kegunaan menentukan sumbu jantung
1. Dengan menentukan sumbu jantung, kita dapat
memperkirakan jantung terletak normal atau bergeser. Left Axis Deviation (LAD) merupakan salah satu criteria dari
pembesaran ventrikel kiri (hipertropi atau dilatasi) begitu juga dengan Right
Axis Deviation (RAD) yang merupakan criteria pembesaran ventrikel kanan.
2. Adanya suatu hambatan konduksi (block), seperti LAD pada
Left Bundle Branch Block (LBBB) dan hemiblok kiri atau RAD pada Right Bundle
Branch Block (RBBB) dan hemiblok kanan.