Terdapat 90 kelainan yang menyangkut gangguan tidur menurut klasifikasi internasional. Kelainan-kelainan tersebut digolongkan menjadi 4 kategori yaitu disomnia, parasomnia, gangguan tidur terkait masalah medis dan psikiatri, dan gangguan tidur yang tidak terklasifikasikan. Berikut ini kami tampilkan gangguan tidur yang banyak dikeluhkan.
1. Insomnia
Insomnia adalah kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur yang menyebabkan kualitas dan kuantitas tidur berkurang. Wanita 1,4 kali lebih sering terkena dibandingkan pria.
Berdasarkan lama terjadinya insomnia dapat dibagi menjadi transient insomnia, insomnia akut, dan insomnia kronis. Transient insomnia berlangsung kurang dari 1 minggu. Jika insomnia berlangsung lebih dari 1 bulan maka dinamakan insomnia kronik. Insomnia akut berlangsung diantaranya.
Berdasarkan penyebabnya insomnia dapat dibagi menjadi insomnia primer dan sekunder. Insomnia primer belum diketahui secara pasti patogenesisnya sedangkan insomnia sekunder dapat disebabkan stres psikososial, gangguan jiwa, penyakit kronis yang diderita serta minuman/suplemen atau obat-obatan yang digunakan.
2. Hipersomnia
Hipersomnia adalah rasa kantuk yang berlebihan pada saat seseorang seharusnya terjaga. Dapat disebabkan kualitas tidur yang buruk atau kuantitas tidur yang kurang. Juga dapat disebabkan oleh beberapa keadaan atau penyakit seperti hipotiroid berat (miksedema), hipoksia (kurang oksigen) dan hiperkapnea (kelebihan CO2). Kualitas tidur yang buruk dapat disebabkan oleh sleep apnea dan efek samping dari obat-obatan seperti antihistamin.
3. Sleep apnea (apnea tidur)
Sleep apnea adalah henti napas yang berlangsung saat tidur. Sleep apnea ditandai dengan adanya mendengkur yang keras bersifat sementara, singkat diikuti episode henti napas yang berlangsung lebih dari 10 detik sehingga penderita bisa mengalami hipoksia dan dapat terbangun berkali-kali oleh karena sleep apnea ini dapat terjadi berulang-ulang. Lebih sering terjadi saat berbaring terlentang oleh karena jalan napas tertutup jaringan lunak seperti pangkal lidah. Usia tua lebih sering mengalami oleh karena kekuatan otot jalan napas yang menurun. Juga dipicu obat-obatan yang menekan fungsi saraf pusat dan penggunaan alkohol.
Ada tiga bentuk sleep apnea yaitu : sindrom apnea tidur obstruktif (Obstructive Sleep Apnea), sindroma apnea tidur sentral dan sindrom hipoventilasi alveolar sentral.
4. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku aneh dan tidak lazim yang terjadi saat tidur. Parasomnia terjadi antara peralihan fase tidur atau peralihan antara tidur dan bangun.Pada usia muda dapat berupa somnambulism (sleep walking) dan sleep terrors. Pada usia tua dapat berupa mimpi buruk dan nocturnal leg cramps. Lainnya berupa sleep bruxism, nocturnal enuresis, sleep talking (menggigau), nocturnal confusion dan REM Sleep Behavior Disorder (RSBD).
Parasomnia sering dipicu oleh obat-obatan. Nocturnal leg cramps sering dipicu oleh kafein dan alkohol.
5. Gangguan pergerakan nocturnal (nocturnal movement disorder)
Ada 2 macam gangguan pergerakan nocturnal yaitu :
Restless Leg Syndrome (RLS)
RLS ditandai dorongan yang kuat untuk memindah-mindah kaki secara cepat ketika mau masuk tidur. Penderita sering mengeluh kaki terasa sakit sehingga terbangun dan berjalan untuk mengurangi rasa sakit. Hal ini membuat penderita kesulitan untuk tidur. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor risiko antara lain : kekurangan vitamin terutama vitamin B, neuropati perifer (kaki diabetes atau uremik pada gagal ginjal), Parkinson, varises, radikulopati lumbosakral, hipoglikemi, hipotiroid, rematik dan asupan kafein yang berlebihan.
Periodic Limb Movement Disorder (PLMD) atau Mioklonus Nokturna
PLMD ditandai dengan gerakan kaki berulang, stereotipi dan durasi pendek. Gerakannya fleksi cepat dan periodik berlangsung 2-4 detik. Penyebabnya belum jelas. Beberapa faktor risiko antara lain usia lanjut, defisiensi besi dan genetic.