07 July 2009

Memperkuat Otot Seksual

Memperkuat Otot Seksual dengan Senam Kegel

231420p Otot-otot seksual yang kuat sangat diperlukan pada saat melakukan hubungan seksual. Otot sekual yang kuat akan meningkatkan ereksi. Banyak iklan-iklan yang menampilkan bagaimana memperkuat kemampuan seksual dengan menggunakan jamu-jamu, obat-obat, alat suntik dan alat penguat lainnya. Padahal ada cara sederhana yang bisa praktekkan untuk memperkuat otot seksual kita tanpa memerlukan obat maupun biaya. Caranya adalah melakukan senam kegel.

Senam kegel pertama kali diperkenalkan tahun 1948 oleh Dr Kegel, seorang gynecologist (dokter spesialis penyakit dan kesehatan sistem reproduksi wanita), sebenarnya dengan tujuan untuk memperbaiki ketidakmampuan menahan kencing wanita setelah melahirkan. Latihan ini memiliki hasil efektif untuk menguatkan otot pubococcygeus, membantu wanita memulihkan kondisi setelah melahirkan. Tapi hal yang sangat menarik, pasien wanita tersebut dilaporkan mendapatkan kepuasan seksual luar biasa yang belum pernah dialami sebelumnya setelah menjalani senam kegel.

Senam ini akan memperkuat otot pubococcygeus, otot seksual utama pendukung vagina, penis, uterus, rectum dan bagian tubuh lain yang terkait fungsi seksual seperti orgasme dan ejakulasi baik pada wanita maupun pria. Disamping itu, senam kegel juga membantu menyembuhkan impotensi dan kesulitan menahan kencing. Siapapun dapat dapat melakukan senam kegel, kapanpun, dimanapun dan pada berbagai variasi usia.

Senam kegel telah tersebar luas di berbagai negara dunia, menjadi alternatif yang direkomendasikan untuk wanita pasca melahirkan dan bahkan menjadi salah satu topik terpopular majalah kesehatan. Kecenderungan arah penelitian mengenai seksualitas sekarang ini membuktikan bahwa kesehatan dan kekuatan otot pubococcygeus dengan senam kegel, secara langsung meningkatkan kepuasan seksual dan kemampuan mencapai orgasme.

Keuntungan senam kegel pada pria

  • Pada pria, latihan ini akan meningkatkan kemampuan mengontrol & mengatasi ejakulasi dini,
  • Ereksi lebih kuat dan meningkatkan kepuasan seksual saat orgasme.
  • Selain itu, multiple orgasme bisa dialami pria berkat berlatih senam kegel.

Keuntungan senam kegel pada wanita

  • Keuntungan wanita dengan menjalani senam kegel adalah:
  • Lebih mudah mencapai orgasme
  • Orgasme dengan lebih baik, karena otot yang dilatih adalah otot yang digunakan selama orgasme.
  • Vagina akan lebih sensitif dan peka rangsang, memudahkan peningkatan kepuasan seksual
  • Menyembuhkan ketidakmampuan menahan kencing
  • Mempercepat pemulihan kondisi vagina setelah melahirkan
  • Suami akan merasakan perubahan fantastis saat senggama disebabkan vagina mampu mencengkeram penis lebih kuat.
  • Cara melakukan senam kegel

    Pertama, anda perlu mengetahui dimana otot ini berada dan seperti apa rasanya sehingga bisa melatihnya. Otot pubococcygeus adalah otot yang sama seperti saat anda menahan kencing. Saat anda kencing, cobalah untuk menahan aliran kencing dan teruskan kembali. Otot untuk menghentikan dan meneruskan kembali aliran kencing itulah otot yang akan dilatih.

    Setelah menemukan dan merasakan otot pubococcygeus, anda dapat mulai berlatih. Yang paling gampang dilakukan adalah lakukan kontraksi pada otot ini, tahan selama hitungan 10 detik, kemudian rilekskan. Jika anda tidak dapat menahan kontraksi dalam hitungan tersebut, jangan patah arang, untuk itulah mengapa perlu berlatih senam kegel. Secara bertahap, otot ini akan semakin kuat.

    Ulangi langkah ini 10 kali pada kesempatan pertama dan tingkatkan intensitasnya pada kesempatan berikut.

    Senam kegel selain sederhana dan mudah dilakukan, hanya membutuhkan beberapa menit dalam sehari. Bahkan orang lain tidak akan mengetahui saat anda berlatih kapanpun dan dimanapun. Di dalam mobil, antri ATM, saat berjalan, ketika menonton TV, saat berbaring, duduk, atau saat berjalan di escalator. Intinya, senam kegel bisa dilakukan dan dijadikan kebiasaan positif kapanpun juga.

    Untuk hasil terbaik, senam kegel perlu dilakukan secara konstan setiap hari. Hasilnya tidak akan didapat dalam waktu sehari. Kebanyakan orang akan merasakan perubahan setelah 3 atau 4 minggu dengan berlatih beberapa menit setiap hari. Baik wanita maupun pria akan merasakan perubahan menakjubkan dengan kenikmatan saat senggama dan orgasme lebih intensif.

    Teknik senam kegel

    Teknik senam kegel ini dapat dilakukan selama 6 detik, dan anda dapat menghitung 1, 2 , 3 sampai 6 detik untuk menghitung saat melakukan latihan ini.

    Kontraksi perlahan (hitung 1 detik )

    Tetap kontraksi ( detik ke 2 )

    Tetap kontraksi ( detik ke 3 )

    Tetap kontraksi ( detik ke 4 )

    Kontraksikan sekuat mungkin ( detik ke 5 )

    Rileks ( detik ke 6 ) sebelum mulai langkah pertama kembali.

    Anda dapat melakukan langkah tersebut selama kurang lebih 20 menit setiap hari. Dan alternatif lain yang lebih efektif dengan tahapan langkah tambahan sebagai berikut:

    1-5. sama seperti diatas

    Rileks 5 detik

    Kontraksikan dengan cepat dan keras

    Rileks (cepat)

    Kontraksi (cepat)

    Rileks (cepat)

    Kontraksi (cepat)

    Rileks beberapa detik dan mulai lagi pada nomor 1.

    Alternatif teknik lain :

    Kontraksi perlahan 5 detik

    Kontraksi lebih keras 5 detik

    Kontraksi sekuat mungkin 5 detik

    Rileks 5 detik dan ulangi langkah 1

Cara lain

cara ini cukup sederhana dilakukan. Pada saat kita buang air kecil, diusahakan kita menahan kencing yang akan keluar. Keluarkan kencing sedikit-sedikit kira-kira sebanyak satu sendok makan. Diulang terus menerus sebanyak yang anda mampu misalnya 10-20 kali. Setelah itu seluruh kencing yang tersisa di dalam kantong kemih dibuang. Dalam satu hari bisa diulang beberapa kali. Ulangi hal tersebut keesokan harinya hingga anda kuat menahan kencing seluruhnya yang menandakan bahwa otot-otot seksual dan saluran kemih sudah kuat. Cara ini tidak dianjurkan pada penderita infeksi saluran kencing (ISK), penderita sakit ginjal dan prostat.

Perhatian

Untuk menjaga otot-otot seksual tetap kuat, disarankan untuk tidak melakukan olah raga yang berisi lompat kodok. seperti beladiri. Lompat kodok akan merusak kekuatan otot-otot seksual.

Sumber : http://pakbelalang.net/?p=90

Ternyata Kondom Tidak Bisa Mencegah HIV / AIDS

SAFE_SEX Banyak pihak mengatakan bahwa kondom dapat mencegah penularan HIV / AIDS. Karena dengan anggapan tersebut, mereka menyarankan untuk memakai kondom bagi orang-orang yang suka “jajan”. Menggunakan kondom dianggap melakukan sex yang aman. Padahal pemakaian kondom bukanlah pemecahan masalah penularan HIV / AIDS.

Menurut Mann pada tahun 1993, AIDS merupakan penyakit prilaku (life style). Ini bisa dilihat dari banyaknya kasus AIDS di daerah yang banyak pergaulan bebas dan pemakai narkoba dengan jarum suntik. Karena AIDS merupakan penyakit prilaku maka cara mengatasinya adalah dengan mengubah prilaku tersebut bukan  dengan kondomisasi.

Menurut para ahli, penggunaan kondom tidak menjamin 100% aman dari penularan HIV / AIDS. Kondom hanya dapat mengurangi risiko penularan HIV (Mann 1993, Hiroshi Nakajima 1993, Harvard AIDS Institut 1995). Dari hasil penelitian ternyata tingkat keamanan kondom hanya berkisar 70 – 74%. Ini berarti 30 % pengguna kondom berisiko tertular HIV.

Dari  penelitian Lytle dan kawan-kawan didapatkan masuknya virus HIV ke dalam kondom yang telah dipakai. Ada juga penelitian yang mengatakan dari 89 kondom yang ditest ternyata 29 kondom mengalami kebocoran mikroskopis (Carey dan kawan-kawan 1992).

Mengapa pengguna kondom masih dapat tertular HIV? kondom dibuat dari bahan latek yang bisa meregang pada saat digunakan.Pada saat  meregang, maka terjadi perubahan pori-pori dari kondom sehingga bertambah besar. Ukuran pori-pori kondom saat meregang adalah 1/60 mikron. Virus HIV mempunyai ukuran 1/250 mikron sehingga lebih kecil dari pori-pori kondom dan dapat melewati kondom.

Oleh karena itulah penggunaan kondom tidak dapat mencegah HIV /AIDS. Dengan cara mengubah prilaku yang sehat dan agamis serta setia pada pasangannya, kita dapat mencegah HIV / AIDS.

06 July 2009

Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)

Definisi

UKDI adalah uji kompetensi yang harus ditempuh oleh dokter yang baru lulus Fakultas Kedokteran atau Program Studi Pendidikan Dokter atau habis masa berlaku registrasinya sebagai salah satu syarat untuk mengurus registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Tujuan

Tujuan dari Uji Kompetensi Dokter Indonesia adalah untuk memberikan informasi berkenaan kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dari para lulusan dokter umum secara komprehensif kepada pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat kompetensi sebagai bagian dari persyaratan registrasi, untuk kemudian seorang dokter dapat mengurus pengajuan surat ijin praktek dokter atau “medical license”

Sejarah UKDI

Cikal bakal UKDI adalah adanya proyek Bench Marking yang diadakan oleh DIKTI untuk menilai keberhasilan institusi kedokteran dan peningkatan mutu Fakultas Kedokteran (FK). Pada awalnya proyek ini diujicobakan di empat fakultas kedokteran yaitu FK UI, FK UNPAD, FK UGM dan FK UNDIP dengan FK UNPAD sebagai kordinator. Kemudian diikuti oleh FK-FK lain yaitu FK USU, FK Atmajaya, FK Unhas, FK Unair yang kemudian menjadi tim dalam pembuatan Bench Marking tersebut. Aspek benchmarking merupakan upaya pengembangan kapasitas dalam ujian dan merupakan penelitian selama kurang lebih 3 tahun untuk melihat pengetahuan dokter. Tes benchmarking merupakan suatu pilihan yang dapat diikuti ataupun tidak oleh suatu institusi kedokteran, intinya bukan merupakan suatu keharusan. Dari hasil benchmarking tersebut, ditemukan adanya ketidakmerataan hasil yang diperoleh. Ada dokter-dokter yang dapat mengerjakan ujian dengan sangat baik, ada yang sedang-sedang saja, bahkan ada yang berada di bawah standard. Dengan hasil tersebut, kedepannya dianggap perlu ada ujian nasional untuk menjadi jaminan mutu dan akuntabilitas publik terhadap seorang dokter. Yang mana jika seorang dokter telah lulus melewati ujian kompetensi berskala nasional tersebut, dokter tersebut dianggap terjamin untuk melakukan praktek kedokteran di seluruh daerah di Indonesia. Soal-soal yang dimasukkan dalam ujian tersebut juga harus soal-soal yang berskala nasional. Sehingga lahirlah UKDI.

Seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan masalah kesehatan, UKDI dianggap merupakan langkah yang sangat baik dalam mengembangkan pengetahuan seorang dokter. Seorang dokter dituntut untuk terus me-update ilmu pengetahuannya. Hal ini dianggap mampu menjamin kualitas seorang dokter dalam pengabdiannya kepada masyarakat

Menurut Prof. dr. Irawan, Ph.D sebagai ketua AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia, uji kompetensi dokter diselenggarakan untuk menilai kompetensi seorang dokter apakah layak atau tidak. Tujuannya untuk menstandarisasi kompetensi setiap dokter lulusan berbagai fakultas kedokteran di seluruh Indonesia sehingga dapat meningkatkan kualitas dokter-dokter serta penerapan long life learning.

UKDI ditinjau dari sisi hukum

Kebutuhan atas dokter saat ini baik dari segi kuantitas maupun kualitas makin meningkat. Paradigma pengelolaan pendidikan kedokteran pada saat ini semakin menuntut adanya standarisasi, akuntabilitas, inovasi/pengembangan, serta penjaminan kualitas proses dan lulusan pendidikan kedokteran di Indonesia.

Berkenaan dengan hal itu, ada upaya penataan praktik kedokteran di Indonesia. Saat ini telah diberlakukan beberapa peraturan mulai dari

  • Undang – Undang no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran,
  • Permenkes no 1419 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter & Dokter Gigi
  • peraturan Konsil Kedokteran Indonesia no 1 tahun 2005 tentang registrasi dokter dan dokter gigi, yang mana dinyatakan bahwa izin praktik dapat diberikan kepada seorang dokter setelah mendapatkan sertifikat lulus uji kompetensi.

Dengan demikian saat ini dibutuhkan suatu perangkat uji kompetensi dokter sebagai upaya dari aktualisasi berbagai peraturan praktik kedokteran tersebut dalam rangka peningkatan dan standarisasi kualitas dokter Indonesia. Menindaklanjuti pemberlakuan peraturan – peraturan di atas, AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia) berupaya untuk berperan aktif dalam upaya pengembangan dan implementasi uji kompetensi tersebut dengan harapan bahwa hal tersebut dapat mengurangi kesenjangan kualitas pendidikan kedokteran di Indonesia. mereka juga mengajak PDKI (Persatuan Dokter Keluarga Indonesia) untuk merealisasikan hal tersebut, karena dokter keluarga sendiri masih dianggap sebagai dokter umum. 3 stake holder tersebut (Kolegium Dokter Indonesia, AIPKI, dan PDKI) menjadi komite bersama dalam perwujudan UKDI.

Adapun undang-undang Praktek Kedokteran No. 29 tahun 2004 yang menyangkut Uji Kompentensi Dokter Indonesia, Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktek antara lain :

Pasal 29 ayat 1: menyangkut persyaratan melakukan praktek kedokteran di Indonesia wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)

Pasal 29 ayat 3 : persyaratan memperoleh STR termasuk didalamnya memiliki sertifikat kompetensi yang didapat dari UKDI.

Pendidikan dokter saat ini

Pada konsep kurikulum berbasis kompetensi, penilaian kompetensi seseorang dilihat dari tiga aspek, yakni kognitif, psikomotorik, dan afekif. Sedangkan uji kompetensi dokter ini hanya menilai aspek kognitif saja, lalu bagaimana dengan aspek lainnya? Dr. Abdul Kadir, Sp. THT mengungkapkan aspek yang dinilai dalam UKDI hanya pengetahuan dokter, sedangkan masalah praktek dinilai saat ini masih sangat sulit untuk dilaksanakan.

Kualitas Pelayanan Kedokteran

Kualitas pelayanan kedokteran yang baik adalah pelayanan kedokteran yang memenuhi unsur kompetensi, hubungan yang baik antara dokter - pasien ,dan antar sejawat, serta ketaatan pada etika profesi.

Kompetensi adalah kemampuan minimal dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, serta sikap dan perilaku professional untuk dapat Melakukan kegiatan di masyarakat secara mandiri. Dalam melaksanakan profesinya dokter harus selalu mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya.

Standar Kompetensi Dokter

    Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul "STANDAR KOMPETENSI DOKTER" yang menjabarkan dalam 7 area kompetensi :
    1. AREA KOMUNIKASI EFEKTIF; mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.
    2. AREA KETERAMPILAN KLINIS; melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.
    3. AREA LANDASAN ILMIAH ILMU KEDOKTERAN; mengidentifikasi, menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
    4. AREA PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN : mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
    5. AREA PENGELOLAAN INFORMASI : mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
    6. AREA MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI : melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan profesi secara sinambung.
    7. AREA ETIKA, MORAL, MEDIKOLEGAL DAN PROFESIONALISME SERTA KESELAMATAN PASIEN : berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan program keselamatan pasien.