13 November 2009

Vitamin Larut Dalam Air (Vitamin Bagian 2)

vitamin-b6 Tiamin (vitamin B1)

Defisiensi

• penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada

sistem saraf dan kardiovaskuler.

• Pada sistem saraf :neuritis

• Pada kardiovaskuler :insufisiensi jantung.

• Pada saluran cerna :konstipasi dan nafsu makan

berkurang.

Kebutuhan sehari

• Kebutuhan minimum adalah 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan

AKG di Indonesia ialah 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi, 1,0

mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanita

hamil.

Farmakokinetik

• Pada pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan

sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hari yang

dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam satu

hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan

tubuh.

Efek samping

• Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah

pemberian IV dosis besar.

Sediaan

• Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk

tablet 5-500 mg, larutan steril 100-200 mg untuk

penggunaan parenteral, dan eliksir 2-25 mg/ml.

• dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali

sehari (pengobatan)

Indikasi

• Wanita hamil yang kurang gizi

• Penderita emesis gravidarum

Riboflavin (vitamin B2)

Defisiensi

• Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut

(stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna

merah dan licin.

Kebutuhan sehari

• Minimum 0,3 mg/1000 kcal.

Farmakokinetik

• Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi

dengan baik dan distribusi merata di seluruh jaringan.

Indikasi

• Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2

yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin

B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikan

bersama vitamin lainnya.

• Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari.

Asam Nikotinat (Niasin)

Defisiensi

• Pellagra adalah penyakit defisiensi niasin dengan kelainan

pada kulit, saluran cerna, dan SSP.

Kebutuhan sehari

• Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah pellagra

rata-rata 4,4 mg/1000 kcal, pada dewasa asupan minimal 13

mg.

Farmakokinetik

• Niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Ekskresinya melalui

urin, sebagian kecil dalam bentuk utuh dan sebagian lainnya

dalam bentuk berbagai metabolitnya.

Sediaan dan posologi

• Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk injeksi

mengandung 50 atau 100 mg niasin/ml. Tablet niasinamid 50-

1000 mg, dan larutan untuk injeksi mengandung 100 mg/ml.

• Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut dianjurkan

dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali sehari, atau 25 mg

niasin 2-3 kali sehari secara intravena.

Piridoksin (vitamin B6)

Defisiensi

– Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada

selaput lendir, mulut dan lidah

– Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang

– Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik

Kebutuhan sehari

• Kira-kira 2 mg/100 mg protein.

Farmakokinetik

• Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui saluran

cerna. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat

dan piridoksal.

Efek samping

• Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam

dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang.

Sediaan dan indikasi

• Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml

piridoksin HCl untuk injeksi.

• Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan bersama

vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk pencegahan dan

pengobatan defisiensi vitamin B-kompleks. Indikasi lain untuk mencegah

atau mengobati neuritis perifer oleh obat, misalnya setelah pemberian

obat isoniazid.

Asam pantotenat

Kebutuhan sehari

• Kebutuhan sehari 5-10 mg.

Farmakokinetik

• Pada pemberian oral, absorbsinya baik dan

distribusinya ke seluruh tubuh dengan kadar 2-45

mcg/g. Ekskresi dalam bentuk utuh 70% melalui urin

dan 30% melalui tinja.

Sediaan

• Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg dan

dalam bentuk larutan steril untuk injeksi dengan kadar

50 mg/ml.

Biotin

• Gejala defisiensi biotin :dermatitis, sakit

otot, rasa lemah, anoreksia, anemia

ringan.

• Berfungsi sebagai koenzim pada

berbagai reaksi karboksilasi.

• Jumlah biotin yang diperlukan sehari

berkisar antara 150-300 μg.

Kolin

Fungsinya:

• Sebagai prekursor asetilkolin.

• Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat lipotropik

(dapat menurunkan kadar lemak dalam hati) dalam

pengobatan penyakit hati seperti sirosis hepatis,

hepatitis.

• Dalam metabolisme intermedier, sebagai donor metil

dalam pembentukan berbagai asam amino esensial.

Kebutuhan

• Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat ditentukan,

tetapi dalam makanan sehari-hari rata-rata terdapat

500-900 mg.

• Penggunaan per oral cukup aman dengan LD50 200-400 g.

Inositol

• Sudah sejak lama diketahui bahwa penderita

diabetes mengekskresi inositol dalam urine

dengan kadar tinggi. Inositol merupakan

isomer glukosa dan dalam badan mudah

berubah menjadi inositol.

• Gejala defisiensi inositol yang terlihat pada

hewan coba adalah gangguan pertumbuhan,

alopesia dan gangguan laktasi.

 

VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)

Defisiensi

• Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar.

• Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan

antioksidan.

• Gejala awal adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hiperkeratosis

folikel rambut, perdarahan hidung dan petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada

leukosit dan trombosit < 2 mg/dl dan ini terjadi setelah mendapat diet yang tidak

mengandung vitamin C selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme, penderita penyakit

menahun sangat peka terhadap timbulnya skorbut.

Farmakokinetik

• Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh dan

bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4

mg%.

Kebutuhan sehari

• AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada dewasa.

Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi, tuberkulosis, tukak

peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada hipertiroid, kehamilan dan

laktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan tambahan vitamin C 10-25 mg/hari.

Efek samping

• Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan bahaya

terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan diekskresi sebagai

oksalat.

Sediaan dan indikasi

• Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik mengandung

vitamin C 100-500 mg.

• Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut.

No comments:

Post a Comment