22 August 2009

Meraih kesehatan di Bulan Ramadhan

Setiap bulan ramadhan, selama 29 atau 30 hari umat Islam menjalan ibadah puasa sesuai dengan Al Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 183 diterjemahkan “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Dalam pelaksanaannya umat islam tidak hanya menjalankan ibadah puasa saja, tetapi juga menjalani ibadah sholat tarawih serta ibadah-ibadah lainnya

Manfaat ibadah bulan Ramadhan di tinjau dari segi kesehatan :

Puasa di bidang kesehatan

Puasa sering dipraktekkan di dunia kesehatan. Puasa digunakan untuk dapat mendiagnosis suatu penyakit. Pada penyakit kencing manis (diabetes mellitus), salah satu menetapkan adanya penyakit diabetes adalah dengan menggunakan gula darah puasa yang mana pasien diwajib berpuasa selama kurang lebih 6 jam dan kemudian diukur kadar gula darahnya. Untuk pemeriksaan foto Rontgen perut (BNO) dan Ultrasonografi perut (USG), pasien harus berpuasa terlebih dahulu agar kotoran-kotoran dalam perut bersih sehingga gambaran Rontgen atau USG yang diperoleh lebih jelas. Puasa juga digunakan untuk pasien-pasien persiapan operasi dan pasca operasi. Puasa sebagai terapi biasanya berupa pantangan terhadap makanan tertentu, digunakan bagi pasien-pasien dengan kegemukan (obesitas), dislipidemia, alergi dan lain-lain.

Ibadah Puasa

Umat Islam di Indonesia menjalankan puasa selama kurang lebih 13 jam sehari yang diawali dengan makan sahur di dini hari dan berbuka pada waktu magrib. Saat sahur, mata masih mengantuk dan perut masih terasa penuh sehingga nafsu makan pun menurun. Ini menyebabkan makanan dan minuman yang masuk terbatas dibandingkan hari-hari biasa. Begitu juga saat berbuka, karena perut lama tidak terisi, sehingga saat berbuka pun tidak bisa memakan makanan yang banyak. Tetapi inilah inti dari puasa sehingga dapat memberikan kesehatan.

Dalam buku yang berjudul ''Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam'' oleh Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir), ditegaskan puasa sangat berguna bagi kesehatan. Antara lain:

a) Puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk mencegah keluarnya keringat dan uap melalui pori-pori kulit serta saluran kencing tanpa perlu menggantinya. Menurutnya curah jantung dalam mendistribusikan darah keseluruh pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah menurun. Dan ini memberi kesempatan otot jantung untuk beristirahat, setelah bekerja keras satu tahun lamanya. Puasa akan memberi kesempatan pada jantung untuk memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.

b) Puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat setelah bekerja keras sepanjang tahun. Lambung dan usus beristirahat selama beberapa jam dari kegiatannya, sekaligus memberi kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan luka yang ada sehingga dapat menutup rapat. Proses penyerapan makanan untuk sementara berhenti sehingga asam amoniak, glukosa dan garam tidak masuk ke usus. Dengan demikian sel-sel usus tidak mampu lagi membuat komposisi glikogen, protein dan kolesterol.

Saat puasa, karena alat-alat pencernaan bekerja lebih efektif dalam menyerap makanan. Sehingga dengan makan sedikit saja seorang yang berpuasa mampu bertahan selama 13 jam.

Ibadah Sholat Tarawih

Sholat merupakan gerakan-gerakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Sholat Tarawih merupakan rangkaian sholat yang diulang-ulang sebanyak 11 rokaat atau lebih. Dalam gerakan-gerakan ini tubuh akan melepaskan kalori seperti orang berolahraga. Bila dilakukan gerakan sholat secara benar, dapat memperbaiki postur tubuh, memperlancar aliran darah, memperbaiki penyerapan makanan dan menurunkan kegemukan.

Bagi Kesehatan Psikis

Dari sisi psikis, orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan cenderung merasa tenang dan damai. Setiap orang berusaha untuk menahan amarahnya dan hawa nafsunya.  Berbagai macam penyakit yang timbul akibat stress seperti depresi, sakit maag (dyspepsia), sakit kepala (tension headache) dapat diturunkan selama bulan Romadhon asalkan dengan niat ikhlas dan bersungguh-sungguh menjalankan ibadah selama bulan Romadhon. Jiwa yang tenang dan optimis akan mempengaruhi susunan saraf di otak untuk memerintahkan system endokrin (hipofisis-hipothalamus) untuk menekan produksi ACTH yang kemudian menekan produksi kortisol. Dengan menurunnya kortisol, sel-sel darah putih yang merupakan bagian dari imunitas/kekebalan tubuh menjadi meningkat.

Dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment