25 September 2010

Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi akut Diabetes Mellitus (DM).

Hipoglikemia adalah menurunnya kadar gula dalam darah.

Hipoglikemia murni adalah menurunnya kadar gula dalam darah < 60mg/dl

Reaksi hipoglikemia adalah glukosa darah turun mendadak, meskipun glukosa darah masih > 100mg/dl

Koma hipoglikemia adalah koma atau penurunan kesadaran karena glukosa darah < 30 mg/dl

Hipoglikemia reaktif adalah gejala hipoglikemia yang terjadi 3-5 jam sesudah makan.biasanya pada anggota keluarga DM atau orang dengan bakat DM

Setiap terjadi penurunan kesadaran pada penderita DM harus dipikirkan kemungkinan mengalami hipoglikemia.

Hipoglikemia pada pasien DM biasanya disebabkan oleh pemakaian Obat Anti Diabetes (OAD) oral terutama golongan sulfonylurea dan insulin. Kelebihan pemakaian dosis obat, ketidakteraturan penderita dalam hal mengkonsumsi makanan sehabis memakai obat, faktor usia lanjut dan adanya penyakit gagal ginjal kronik bisa merupakan faktor risiko terjadinya hipoglikemia.

Gejala hipoglikemia antara lain : rasa berdebar-debar, banyak berkeringat (biasanya keringat dingin), gemetar, terasa lapar. Juga penderita merasa pusing, gelisah, kesadaran menurun hingga koma.

Terapi hipoglikemia

1. Segera mengkonsumsi pisang atau roti atau karbohidrat kompleks lainnya

2. Bisa juga menggunakan teh gula, air gula kental atau madu yang dimasukkan di bawah lidah.

3. Jika penderita tidak sadar, injeksi glukosa 40% Intra vena 25 ml (encerkan 2x dengan aqua injeksi) juga infus glukosa 10% atau Dekstrose 10%. Bila belum sadar dapat diulang 25 cc glukosa 40% setiap 30 menit. Dapat diulang sampai 6x sampai penderita sadar. 1 flakon D40% 24 meq dapat menaikkan kadar gula darah 25-50 mg/dl. Periksa Gula Darah Sewaktu 30 menit setelah Intra vena terakhir.

4. injeksi efedrin 25-50 mg (bila tdk ada kontra indikasi jantung pada jantung) atau glukagon 1 mg Intra muskuler.

5. Sementara obat anti diabetes dihentikan dulu.

Komplikasi Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Mellitus (DM) dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi berupa komplikasi akut (yang terjadi secara mendadak) dan komplikasi kronis (yang terjadi secara menahun).

Komplikasi akut dapat berupa :

1.Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah < 60 mg/dl

2.Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan asidosis metabolic dan hiperketogenesis

3.Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran hipoksia yang ditimbulkan oleh hiperlaktatemia.

4.Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama dengan no 2 dan 3 hanya saja tidak ada hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.

Komplikasi kronis :

Biasanya terjadi pada penderita DM yang tidak terkontrol dalam jangka waktu kurang lebih 5 tahun. Dapat dibagi berdasarkan pembuluh darah serta persarafan yang kena atau berdasakan organ. Pembagian secara sederhana sebagai berikut :

1. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner, pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.

2. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain retinopati diabetika (mengenai retina mata) dan nefropati diabetika (mengenai ginjal).

3. Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan berkurang atau tebal pada kaki atau kaki terasa terbakar/bergetar sendiri.

Selain di atas, komplikasi kronis DM dapat dibagi berdasarkan organ yang terkena yaitu

1.Kulit : Furunkel, karbunkel, gatal, shinspot (dermopati diabetik: bercak hitam di kulit daerah tulang kering), necrobiosis lipoidica diabeticorum (luka oval, kronik, tepi keputihan), selulitis ganggren,

2.Kepala/otak : stroke, dengan segala deficit neurologinya

3.Mata :Lensa cembung sewaktu hiperglikemia (myopia-reversibel,katarax irreversible), Glaukoma, perdarahan corpus vitreus, Retinopati DM (non proliperative, makulopati, proliferatif), N 2,3,6 (neuritis optika) & nerve centralis lain

4. Hidung : penciuman menurun

5.Mulut :mulut kering, ludah kental = verostamia diabetic, Lidah (tebal, rugae, gangguan rasa), ginggiva (edematus, merah tua, gingivitis, atropi), periodontium (makroangiopati periodontitis), gigi (caries dentis)

6.Jantung : Penyakit Jantung Koroner, Silent infarction 40% kr neuropati otonomik, kardiomiopati diabetika (Penyakit Jantung Diabetika)

7. Paru : mudah terjangkit Tuberculosis (TB) paru dengan berbagai komplikasinya.

8. Saluran Cerna : gastrointestinal (neuropati esofagus, gastroparese diabetikum (gastroparese diabeticum), gastroatropi, diare diabetic)

9. Ginjal dan saluran kencing : neuropati diabetik, sindroma kiemmelstiel Wilson, pielonefritis, necrotizing pappilitis, Diabetic Neurogenic Vesical Disfunction, infeksi saluran kencing, disfungsi ereksi/ impotensi, vulvitis.

10. Saraf : Perifer: parestesia, anestesia, gloves neuropati, stocking, neuropati, kramp

11. Sendi : poliarthritis

12. Kaki diabetika (diabetic foot), merupakan kombinasi makroangiopati, mikroangopati, neuropati dan infeksi pada kaki.

23 September 2010

Mengenal Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

Plate280 Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis atau kencing madu (india) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia (gula darah tinggi) yang terjadi akibat berkurangnya hormon insulin efektif dalam tubuh baik secara kuantitatif atau secara kualitatif atau kedua-duanya.

Jika berkurangnya insulin secara absolut maka penderita dinyatakan menderita DM tipe 1. Jika berkurangnya insulin relatif atau gangguan pada reseptor insulin oleh karena adanya disfungsi pankreas atau perifer, atau kedua-duanya maka dikatakan penderita menderita DM tipe 2.

Adapun tanda-tanda DM  adalah hiperglikemia (gula darah melebihi batas normal) dan glukosuria (ditemukan glukosa dalam air kencing), disertai dengan gejala-gejala klinik akut yaitu polidipsi (banyak minum), poliuria (banyak kencing), penurunan berat badan, dan ataupun gejala kronik atau kadang-kadang tanpa gejala;

Gangguan primer/utama terletak pada metabolisme karbohidrat dan sekunder pada metabolisme lemak dan protein. Fungsi insulin adalah untuk memasukkan gula/glukosa dalam darah ke dalam sel sehingga akan diperoleh menjadi sumber energi.

Klasifikasi diabetes mellitus menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) yaitu

(1) diabetes tipe 1: kerusakan sel beta pankreas yang pada umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut, dapat karena autoimun atau idiopatk

(2) diabetes tipe 2: bervariasi mulai yang terutama dominan resisten insulin relatif sampai defek sekresi insulin disertai resisten insulin

(3) diabetes tipe lain ( contohnya diabetes mellitus akibat hipertiroid )

(4) diabetes mellitus gestasional (DM saat hamil)

Patofisiologi DM Tipe 1 dan DM Tipe 2

DM Tipe 1

- kelainan terletak pada sel beta pancreas yang tidak mampu mensintesa dan mensekresi insulin dalam jumlah & kualitas yg cukup (kekurangan insulin secara absolut, reseptor insulin di jaringan perifer, kuantitas & kualitasnya cukup / normal).

DM Tipe 2

- kelainan di perifer (resistensi insulin) & pancreas (defek pada fase 1 sekresi insulin)

1. sekresi insulin oleh  pancreas cukup/kurang tetapi terdapat keterlambatan

2. jumlah reseptor di jaringan perifer kurang

3. jumlah reseptor cukup tapi kualitasnya jelek

4. kelainan di post reseptor sshingga proses glikosilasi intra seluler terganggu

5. kelainan campuran no 1-4

DM tipe lain , dapat disebabkan :

Defek genetik fungsi sel beta pankreas, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endrokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang dan seindrom genetika lain yang berkaitan dengan DM.

Diagnosis DM

DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar gula darah. Glukosuria tidak dapat dijadikan dasar diagnosis. Kriteria diagnosis DM :

1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu/acak  ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/L). Tanda-tanda klasik DM : polifagi (banyak makan), polidipsi (banyak minum), poliuria (banyak kencing), penurunan berat badan. Gula darah sewaktu adalah hasil pemeriksaan gula darah sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.

atau

2. Gejala klasik DM + gula darah puasa  ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/L). Gula darah puasa adalah pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam (pasien dipuasakan selama kurang lebih 8 jam, tapi masih bisa minum air putih).

atau

3. Kadar gula 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/L). Cara pelaksanaan TTGO (menurut WHO 1994) :

- 3 hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa.

- berpuasa sedikitnya 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan. Minum air putih tanpa gula tetap dibolehkan.

- diperiksa kadar gula darah puasa

- diberikan beban glukosa (gula) 75 gram untuk orang dewasa atau 1,75 gram/kg berat badan untuk anak-anak, dilarutkan ke dalam air 250 mL dan diminum dalam jangka waktu 5 menit.

-berpuasa kembali selama 2 jam setelah minum air gula.

- diperiksa kadar gula 2 jam sesudah beban glukosa

- selama proses pemeriksaan, tetap beristirahat dan tidak merokok.

18 September 2010

Mengatasi Maag dengan Daun Lidah Buaya

lidah-buaya Sakit maag (dyspepsia) ditandai peningkatan asam lambung disertai rasa nyeri pada ulu hati, rasa penuh atau kembung pada lambung, dan sering bersendawa.Banyak penderita mengeluh sudah meminum obat maag tetapi masih terasa sakit dan sering kambuh.

Lidah buaya atau Aloevera yang biasa dipakai untuk saat keramas menguatkan rambut ternyata bisa digunakan untuk mengatasi maag. Tanaman ini adalah salah satu tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Tanaman ini sudah digunakan bangsa Samaria sekitar tahun 1875 SM. Bangsa Mesir kuno sudah mengenal khasiat lidah buaya sebagai obat sekitar tahun 1500 SM. Berkat khasiatnya, masyarakat Mesir kuno menyebutnya sebagai tanaman keabadian.

Seorang peracik obat-obatan tradisional berkebangsaan Yunani bernama Dioscordes, menyebutkan bahwa lidah buaya dapat mengobati berbagai penyakit. Misalnya bisul, kulit memar, pecah-pecah, lecet, rambut rontok, wasir, dan radang tenggorokan.

menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), Lidah Buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS

Menurut pakar dari IPB Ir Sutrisno Koswara, mengkonsumsi lidah buaya dapat membantu memperlancar sistem pencernaan, ini disebabkan manfaat dari zat Aloemoedin dan Aloebarbadiod, senyawa yang termasuk golongan antrakuinon

Akan tetapi senyawa aloe emodin ini baru diketahui bekerja mengaktivasi reseptor insulin dan meningkatkan laju sintesis  glikogen (cadangan glukosa)  sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah dalam tubuh. Sedangkan fungsi secara langsung untuk memperbaiki saluran pencernaan / lambung masih belum diketahui.

Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa unsur utama dari cairan lidah buaya-yang diburu sebagai komoditas bisnis bernilai ekonomis tinggi-adalah aloin, emodin, resin, gum, dan unsur lain seperti minyak atsiri. Selain itu diketahui pula banyak vitamin terkandung di dalamnya seperti vitamin A, B1, B2, B12, C dan E.
Kumpulan enzim antara lain amilase, catalase, cellulase, carbexypeptidase, carpoxyhelclase, bradyknase, memperkaya khasiat lidah buaya yang berfungsi sebagai penyeimbang kerja zat gizi lainnya.
Lidah buaya juga mengandung beberapa asam amino seperti arginin, asparagin, asam aspartiat, serin, glutamin, treonin, isin, urosin, pheniialanin, prelin, histidine, leusin, dan isoleusin, yang diketahui berfungsi sebagai pembangun sel-sel dan jaringan tubuh. Terdapat pula sekumpulan mineral makro dan mikro yaitu kalsium, magnesium, polassium, sodium, besi, seng, dan kromonium yang memang diperlukan tubuh.

Bagaimana cara pembuatannya?

Caranya sederhana : kupas daun lidah buaya, buang kulit yang berwarna hijau, kemudian cuci bersih daging daun lidah buaya yang berwarna putih 3-4 kali hingga lendir yang melekat berkurang. Lalu rebus daging lidah buaya tersebut sampai mendidih. Sajikan lidah buaya seperti nana de coco, bisa juga dibuat jus. Untuk menghilangkan rasa pahit dapat digunakan madu sebagai pemanis.

Dikutip dari berbagai sumber.

11 August 2010

Obesitas (Kegemukan)

STPOVETG Obesitas adalah suatu penyakit yang diakibatkan timbunan lemak abnormal baik secara absolute maupun relatif. Ukuran abnormal tergantung keadaan penduduk / populasi di suatu daerah atau berdasarkan uji epidemiologi.

Bagaimana menentukan keadaan obesitas?

Kita dapat menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) berikut :

Body Mass Index (BMI) = Body Weight (Kg) : Body Height (meter2)

Juga menggunakan pengukuran lingkar pinggang.

Berikut ini klasifikasi obsesitas menurut WHO berdasarkan BMI dan lingkar pinggang serta faktor risiko menderita penyakit akibat obesitas :

Klasifikasi

BMI (Kg/m2)

Kelas Obesitas

Lingkar Pinggang

Lingkar Pinggang

Laki-laki ≤ 102 cm (≤ 40 in) dan Perempuan ≤ 88 cm (≤ 35 in)

Laki-laki ≥ 102 cm (≥ 40 in) dan Perempuan ≥ 88 cm (≥ 35 in)

Normal

18,5 – 24,9

Berat badan lebih

25,0 – 29,9

Meningkat

Tinggi

Obesitas

30,0 – 34,9

I

Tinggi

Sangat Tinggi

Obesitas

35,0 – 39,9

II

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Extreme Obesitas

≥ 40

III

Sangat Tinggi Sekali

Sangat Tinggi Sekali

Khusus untuk orang Asia menggunakan modifikasi di bawah ini :

Klasifikasi

BMI (Kg/m2)

Lingkar Pinggang

Lingkar Pinggang

Laki-laki < 90 cm dan Perempuan < 80 cm

Laki-laki ≥ 90 cm dan Perempuan ≥ 80 cm

Berat badan kurang

< 18,5

Rendah (tapi berisiko menderita penyakit lain)

Normal

18,5 – 22,9

Meningkat

Berat badan lebih

≥ 23,0

Berisiko

23,0 – 24,9

Meningkat

Moderate

Obesitas I

25,0 – 29,9

Moderat

Parah

Obesitas II

≥ 30,0

Parah

Sangat parah

Berdasarkan berat badan dan lingkar pinggang maka dapat digambarkan kemungkinan bentuk tubuh beserta risiko besar timbulnya penyakit akibat obesitas seperti di bawah ini :

clip_image002

BMI tinggi

Lingkar pinggang panjang

BMI rendah

Lingkar pinggang panjang

BMI tinggi

Lingkar pinggang pendek

BMI sedang

Lingkar pinggang pendek

BMI rendah

Lingkar pinggang pendek

Risiko tinggi  <---------------------------------------------------------->   Risiko rendah

Penyakit-penyakit yang timbul yang berhubungan erat dengan obesitas :

Diabetes Melitus tipe 2

Hipertensi

Penyakit Jantung Koroner

Stroke

Penyakit kandung empedu

Osteoarthritis

Gangguan tidur

Kanker payudara

Kanker rahim

Kanker kolon

05 June 2010

Ikhtiar mendapatkan anak laki-laki atau perempuan

Setiap orang tua tentu ingin mempunyai anak sebagai penerus keluarga. Di beberapa daerah atau suku sangat menginginkan mempunyai anak laki-laki sebagai pewaris harta keluarga. Begitu pula sebaliknya banyak orang tua menginginkan anak perempuan karena dianggap rajin dan nantinya dapat membantu mereka bekerja di rumah.

Jenis kelamin seseorang dipengaruhi oleh proses pembuahan yaitu bertemunya sel sperma (spermatozoa) dengan sel telur (ovum) di rahim. Sel sperma terdiri dari kepala, leher dan ekor. Pada kepala sperma terdapat cadangan makanan dan kromosom seks X atau Y. Semua ovum mengandung kromosom X. Sperma X jika bertemu ovum maka akan menjadi anak perempuan (XX). Begitu juga jika sperma Y bertemu dengan ovum maka akan menjadi anak laki-laki (XY). Jadi yang menentukan jenis kelamin adalah sel sperma mana yang bertemu dengan ovum.

FG29_01a Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju gerak sperma menuju sel telur antara lain : bentuk dari sperma itu sendiri, tingkat keasaman dalam rahim, dan kesiapan sel telur. Mari kita bahas satu persatu :

1. Bentuk sperma

Ada Perbedaan antara sperma X dengan sperma Y yang mana sperma X kepalanya lebih besar dan ekornya lebih pendek dibandingkan sperma Y. Sehingga sperma X bersifat gerakannya lambat tetapi kuat menempuh jarak jauh. Sedangkan sperma Y larinya cepat tetapi staminanya lemah.

Jika menginginkan anak laki-laki, harus memperpendek waktu sperma menuju ovum dengan suami melakukan penetrasi (tusukan) yang dalam saat senggama dan posisi suami di atas

Jika menginginkan anak perempuan maka suami menghindari penetrasi yang dalam dan posisi suami di bawah.

2. Tingkat keasaman

Sperma Y akan bergerak dengan baik dalam suasana rahim basa begitu juga sebaliknya sperma X akan bergerak baik dalam suasana rahim asam.

Jika menginginkan anak laki-laki, suami harus banyak memakan makanan yang mengandung asam antara lain daging dan sea food. Dan istri harus banyak memakan makanan yang mengandung basa antara lain sayur-sayuran, buah-buahan,susu, putih telur dan agar-agar.

Jika menginginkan anak perempuan, sebaliknya.

Ada juga faktor rangsangan terhadap istri yang mana rangsang yang cukup akan membuat rahim menjadi basa sehingga sperma Y mudah bergerak.

Jika menginginkan anak laki-laki, ejakulasi suami setelah istri terangsang selama senggama.

Jika menginginkan anak perempuan, istri menghindari rangsangan selama senggama.

3.Kesiapan sel telur dalam rahim

Sel telur siap dibuahi (masa subur) kira-kira 14 hari ± 2 hari sesudah haid terakhir.

Jika menginginkan anak laki-laki, harus bersenggama mendekati masa subur tersebut

Jika menginginkan anak perempuan, menjauhi masa subur.

Manusia bisa berusaha dan berdoa tapi Tuhanlah yang menentukan. Apapun jenis kelaminnya yang penting kita didik anak kita menjadi anak sholeh yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.

03 June 2010

Penanganan Gangguan Tidur

Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

4064001471-tidur-lebih-nyaman-dengan-tengkurap Tanpa menggunakan obat-obatan (terapi non farmakologi) dan menggunakan obat-obatan (terapi farmakologi)

Terapi non farmakologi

Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain

1. terapi relaksasi

Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.

2. terapi tidur yang bersih,

Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.

3. terapi pengaturan tidur,

Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya

4. terapi psikologi/psikiatri

Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri

5.Mengubah gaya hidup

Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.

Terapi farmakologi

Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain :

1. Golongan obat hipnotik

2, Golongan obat antidepresan

3. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin

4. Golongan obat antihistamin.

Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain yang telah disebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat dibantu dengan pemakaian masker oksigen (Continuous positive airway pressure) atau tindakan pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas pernapasan. Pada Restless Leg Syndrome kita harus mencari penyakit dasarnya untuk dapat memperoleh terapi yang adekuat.

30 May 2010

Gangguan Tidur

4064001471-tidur-lebih-nyaman-dengan-tengkurap Terdapat 90 kelainan yang menyangkut gangguan tidur menurut klasifikasi internasional. Kelainan-kelainan tersebut digolongkan menjadi 4 kategori yaitu disomnia, parasomnia, gangguan tidur terkait masalah medis dan psikiatri, dan gangguan tidur yang tidak terklasifikasikan. Berikut ini kami tampilkan gangguan tidur yang banyak dikeluhkan.

1. Insomnia

Insomnia adalah kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur yang menyebabkan kualitas dan kuantitas tidur berkurang. Wanita 1,4 kali lebih sering terkena dibandingkan pria.

Berdasarkan lama terjadinya insomnia dapat dibagi menjadi transient insomnia, insomnia akut, dan insomnia kronis. Transient insomnia berlangsung kurang dari 1 minggu. Jika insomnia berlangsung lebih dari 1 bulan maka dinamakan insomnia kronik. Insomnia akut berlangsung diantaranya.

Berdasarkan penyebabnya insomnia dapat dibagi menjadi insomnia primer dan sekunder. Insomnia primer belum diketahui secara pasti patogenesisnya sedangkan insomnia sekunder dapat disebabkan stres psikososial, gangguan jiwa, penyakit kronis yang diderita serta minuman/suplemen atau obat-obatan yang digunakan.

2. Hipersomnia

Hipersomnia adalah rasa kantuk yang berlebihan pada saat seseorang seharusnya terjaga. Dapat disebabkan kualitas tidur yang buruk atau kuantitas tidur yang kurang. Juga dapat disebabkan oleh beberapa keadaan atau penyakit seperti hipotiroid berat (miksedema), hipoksia (kurang oksigen) dan hiperkapnea (kelebihan CO2). Kualitas tidur yang buruk dapat disebabkan oleh sleep apnea dan efek samping dari obat-obatan seperti antihistamin.

3. Sleep apnea (apnea tidur)

Sleep apnea adalah henti napas yang berlangsung saat tidur. Sleep apnea ditandai dengan adanya mendengkur yang keras bersifat sementara, singkat diikuti episode henti napas yang berlangsung lebih dari 10 detik sehingga penderita bisa mengalami hipoksia dan dapat terbangun berkali-kali oleh karena sleep apnea ini dapat terjadi berulang-ulang. Lebih sering terjadi saat berbaring terlentang oleh karena jalan napas tertutup jaringan lunak seperti pangkal lidah. Usia tua lebih sering mengalami oleh karena kekuatan otot jalan napas yang menurun. Juga dipicu obat-obatan yang menekan fungsi saraf pusat dan penggunaan alkohol.

Ada tiga bentuk sleep apnea yaitu : sindrom apnea tidur obstruktif (Obstructive Sleep Apnea), sindroma apnea tidur sentral dan sindrom hipoventilasi alveolar sentral.

4. Parasomnia

Parasomnia adalah perilaku aneh dan tidak lazim yang terjadi saat tidur. Parasomnia terjadi antara peralihan fase tidur atau peralihan antara tidur dan bangun.Pada usia muda dapat berupa somnambulism (sleep walking) dan sleep terrors. Pada usia tua dapat berupa mimpi buruk dan nocturnal leg cramps. Lainnya berupa sleep bruxism, nocturnal enuresis, sleep talking (menggigau), nocturnal confusion dan REM Sleep Behavior Disorder (RSBD).

Parasomnia sering dipicu oleh obat-obatan. Nocturnal leg cramps sering dipicu oleh kafein dan alkohol.

5. Gangguan pergerakan nocturnal (nocturnal movement disorder)

Ada 2 macam gangguan pergerakan nocturnal yaitu :

Restless Leg Syndrome (RLS)

RLS ditandai dorongan yang kuat untuk memindah-mindah kaki secara cepat ketika mau masuk tidur. Penderita sering mengeluh kaki terasa sakit sehingga terbangun dan berjalan untuk mengurangi rasa sakit. Hal ini membuat penderita kesulitan untuk tidur. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor risiko antara lain : kekurangan vitamin terutama vitamin B, neuropati perifer (kaki diabetes atau uremik pada gagal ginjal), Parkinson, varises, radikulopati lumbosakral, hipoglikemi, hipotiroid, rematik dan asupan kafein yang berlebihan.

Periodic Limb Movement Disorder (PLMD) atau Mioklonus Nokturna

PLMD ditandai dengan gerakan kaki berulang, stereotipi dan durasi pendek. Gerakannya fleksi cepat dan periodik berlangsung 2-4 detik. Penyebabnya belum jelas. Beberapa faktor risiko antara lain usia lanjut, defisiensi besi dan genetic.

29 March 2010

Proses Tidur Normal

4064001471-tidur-lebih-nyaman-dengan-tengkurap Seseorang akan dapat beraktivitas dengan baik apabila memperoleh tidur yang cukup. Bayi yang baru lahir membutuhkan tidur 16-20 jam sehari, anak-anak membutuhkan tidur 10-12 jam sehari, anak yang lebih besar (usia diatas 10 tahun) membutuhkan tidur 9-10 jam sehari dan pada orang dewasa membutuhkan tidur 7-7,5 jam sehari. Walaupun demikian ada orang yang tidurnya lebih lama atau kurang.

Kebutuhan tidur diatur oleh suatu proses di otak yang mengatur irama sirkardian. Irama sirkardian merupakan irama kehidupan sesuai dengan beredarnya waktu dalam sehari yang meliputi perubahan gelap (malam) dan terang (siang). Pada otak terdapat pusat kontrol irama sirkandian yang tepatnya di nucleus supra chiasmatic (NCS) di bagian depan hipotalamus. Jika waktu terang maka NSC mengeluarkan hormon yang merangsang peningkatan suhu badan sehingga orang menjadi terbangun. Jika saat gelap, NSC merangsang pengeluaran hormon melatonin yang menyebabkan orang menjadi mengantuk dan tidur.

Tidur dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu fase Rapid Eye Movement (REM = gerakan bola mata cepat) dan fase Non Rapid Eye Movement (NREM). Fase awal tidur didahului fase NREM kemudian diikuti fase REM. Pada tidur normal antara NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7 siklus.

Fase NREM berlangsung 70-100 menit, dapat dibagi lagi menjadi 4 tahap yaitu :

Tidur stadium 1

Fase ini antara terjaga dan tidur. Fase ini berlangsung 3-5 menit. Pada fase ini kelopak mata tertutup dan tampak gerakan bola mata ke kanan dan kiri. Fase ini mudah dibangunkan dan bila dibangunkan merasa seperti setengah tidur. Gambaran Elektro Encephalography (EEG) terdiri dari gelombang campuran alfa, beta dan kadang-kadang teta dengan voltase rendah, tidak didapatkan gelombang sleep spindle dan kompleks K.

Tidur stadium 2

Tidur lebih dalam dari fase pertama dan didapatkan bola mata berhenti bergerak. Gambaran Elektro Encephalography (EEG) terdiri dari gelombang teta simetris, didapatkan gelombang sleep spindle, gelombang vertex dan kompleks K.

Tidur stadium 3

Tidur lebih dalam dari fase kedua. Gambaran Elektro Encephalography (EEG) terdiri dari gelombang delta simetris 20-50 % dan didapatkan gelombang sleep spindle.

Tidur stadium 4

Tidur lebih dalam lagi dan susah dibangunkan. Gambaran Elektro Encephalography (EEG) terdiri dari gelombang delta simetris 50 % dan didapatkan gelombang sleep spindle.

Fase REM

Fase ini terjadi setelah fase NREM dan pada saat jam pertama prosesnya terjadi lebih cepat dan lebih panjang pada menjelang bangun. Fase REM ditandai dengan gerakan bola mata cepat dan apabila dibangunkan hampir semua orang dapat menceritakan mimpinya.