Berikut ini kita akan membicarakan terlebih dahulu vitamin yang larut dalam lemak.
  dehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin) merupakan hasil
  oksidasi group alkohol dari retinol.
  • wanita 500 RE dan pria 600 RE. 
  vitamin A.
  biliaris. 
  intraperitoneal dan retina.
  Farmakodinamik
  • untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.
  • Retinol (vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan fungsi dan
  struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam diferensiasi sel dan proliferasi
  epitel.
  • Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat reproduksi dan
  perkembangan embrio.
  Defisiensi
  • Terjadi bila :
  1. kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis hati)
  2. terdapat defisiensi protein (transport)
  3. absorpsi di usus terganggu
  4. asupan vitamin A yang kurang.
  • Gejala yang paling dini berupa buta senja. . Defisiensi lebih berat menyebabkan
  gangguan pada mata yang berupa xeroftalmia, timbulnya bercak Bitot,
  keratomalasia, dan akhirnya kebutaan.
  Hipervitaminosis A
  • terjadi akibat penggunaan vitamin A lebih
  dari 700-3000 IU/kg/hari untuk beberapa
  bulan sampai beberapa tahun.
  • kerusakan hati pada anak dapat timbul
  karena penggunaan vitamin A dengan
  dosis yang sesuai AKG untuk orang
  dewasa selama beberapa tahun dan
  dengan dosis 5 kali AKG selama 7-10
  tahun pada orang dewasa.
  Indikasi Pengobatan Vitamin A
  • untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A.
  • terapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2
  bulan pada bayi atau anak sehat dengan makanan yang
  baik dapat menimbulkan gejala keracunan.
  • Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan secara
  suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu kali
  pemberian dan dilanjutkan dengan pemberian oral.
  Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu dapat
  dianjurkan.
  • Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat
  meningkatkan efektivitas vitamin A dan mencegah atau
  mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A.
  • Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit
  kulit tertentu seperti akne, psoriasis, dan iktiosis.
  Posologi/Sediaan
  • tersedia secara oral, suntikan dan topikal.
  • Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol (10.000-
  50.000 IU) per kapsul.
  • Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada orang
  dewasa dan anak berusia lebih dari 8 tahun: 50.000-
  100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000
  IU/hari untuk 2 minggu. Pada anak 1-8 tahun diberikan
  dosis 5.000-15.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.000-
  10.000 IU/hari untuk 10 hari.
  • Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih dari 8
  tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan
  50.000 IU/hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan
  10.000-20.000 IU/hari untuk 2 bulan.
   
  VITAMIN D
  • Berguna untuk mencegah dan mengobati
  rakitis (dicegah ataupun diobati dengan
  minyak ikan atau dengan sinar matahari
  yang cukup).
  Kebutuhan sehari 
  • 400 unit/hari. 
  Farmakokinetik 
  • Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik. 
  Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat dan sempurna. 
  Gangguan fungsi hati, kandung empedu dan 
  saluran cerna seperti steatore akan 
  mengganggu absorpsi vitamin D. 
  • Disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh, 
  untuk menjadi bentuk aktif harus dimetabolisme 
  lebih dahulu melalui serangkaian proses 
  hidroksilasi di ginjal dan hati. 
  • Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah kecil 
  ditemukan dalam urine.
  Farmakodinamik
  • Pengatur homeostatik kalsium plasma.
  • Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat
  melalui usus halus.
  • Pengaturan kadar kalsium plasma
  dipengaruhi juga oleh hormon paratiroid
  (HPT) dan kalsitonin.
  Defisiensi
  • Terjadi penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnya
  merangsang sekresi HPT yang berakibat meningkatnya
  reabsorpsi tulang.
  • Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan
  pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).
  • Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan deformitas
  tulang seperti kifosis, skoliosis, tulang tasbeh pada dada,
  kraniotabes pada anak usia dibawah 1 tahun dan genu
  varus atau genu valgus pada anak yang sudah dapat
  berjalan.
  Hipervitaminosis D
  • Gejalanya berupa hiperkalsemia,
  kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak
  (ginjal, pembuluh darah, jantung dan
  paru), anoreksia, mual, diare, sakit kepala,
  hipertensi dan hiperkolesterolemia.
  Sediaan dan indikasi
  • Tersedia dalam beberapa macam bentuk
  sediaan
  • Selain untuk pencegahan dan pengobatan
  rakitis, vitamin D antara lain digunakan
  untuk osteomalasia, hipoparatiroidisme
  dan tetani infantil, dan untuk keadaan lain
  dengan alasan penggunaan yang belum
  atau tidak diketahui misalnya pada
  psoriasis, artritis, dan hay fever.
  Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan
  kadar kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah
  ±10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan radiologik akan
  menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3 minggu.
  • Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit
  (dosis penunjang).
  • Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil,
  laktasi dan pada orang tua agar asupan vitamin D per
  hari 400 IU.
  • Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam
  jumlah yang tidak cukup diperlukan dosis pencegahan
  400 IU/hari.
  • Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis
  (sindrom malabsorpsi, lahir dari ibu yang mengalami
  defisiensi vitamin D) memerlukan sampai 30.000 IU/hari
  
  VITAMIN E
  • Terdapat pada telur, susu, daging, buah-buahan,
  kacang-kacangan dan sayur-sayuran, misalnya selada
  dan bayam.
  Kebutuhan sehari 
  • Asupan 10-30 mg cukup untuk 
  mempertahankan kadar normal di dalam darah. 
  Farmakokinetik 
  • Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam 
  darah terutama terikat dengan beta-lipoprotein 
  dan didistribusi ke semua jaringan. 
  • Kebanyakan diekskresi secara lambat ke dalam 
  empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui 
  urine sebagai glukuronida dari asam tokoferonat 
  atau metabolit lain.
  Farmakodinamik
  • Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel yang
  penting atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang
  toksik (hasil peroksidasi asam lemak tidak jenuh).
  • Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh
  gangguan absorpsi, misalnya steatore, obstruksi biliaris
  dan penyakit pankreas.
  • Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak
  tidak jenuh ganda dan kurang vitamin E akan mengalami
  lesi kulit, anemia hemolitik dan udem.
  Sediaan dan indikasi
  • Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I
  isomer dari tokoferol, a-tokoferol asetat, a-tokoferol
  suksinat.
  • Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung 30-
  1.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100 atau
  200 IU/ml.
  • Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat
  terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau
  peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen
  peroksida (pada bayi prematur dengan berat badan
  yang rendah, pada penderita-penderita dengan
  sindrom malabsorpsi dan steatore, dan penyakit
  dengan gangguan absorpsi lemak)
   
  VITAMIN K
  • Vitamin K alam:
  1. vitamin K1 (filokuinon=fitonadion)
  Digunakan untuk pengobatan
  Terdapat pada kloroplas sayuran berwarna
  hijau dan buah-buahan.
  2. vitamin K2 (senyawa menakuinon)
  Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh
  bakteri gram-positif.
  • Vitamin K sintesis. Vitamin K2
  Kebutuhan manusia 
  • Sintesis vitamin K oleh bakteri usus sekitar 
  50% dari kebutuhan vitamin K per hari
  Farmakokinetik 
  • Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari 
  kelarutannya. 
  • Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik 
  bila ada garam-garam empedu, sedangkan menadion 
  dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi walaupun 
  tidak ada empedu.
  Farmakodinamik
  • Berguna untuk meningkatkan biosintesis
  beberapa faktor pembekuan darah yaitu
  protrombin, faktor VII (prokonvertin),
  farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X
  (faktor Stuart) yang berlangsung di hati.
  Defisiensi
  • Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya
  kadar beberapa faktor pembekuan darah
  • Defisiensi vitamin K terjadi karena:
  1. Gangguan absorbsi vitamin K
  2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis
  3. Pemakaian antikoagulan
  Sediaan dan indikasi
  • Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion
  mengandung 2 atau 10 mg/ml(parenteral)
  • Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan
  menadion dalam minyak yang mengandung 2,
  10, dan 25 mg/ml (IM)
  • Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan
  menadion natrium bisulfit mengandung 5 dan 10
  mg/ml (parenteral)
  • Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan
  menadiol natrium difosfat yang mengandung 5
  dan 10 mg/ml (parenteral)
  Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan
  akibat defisiensi vitamin K.
  • Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena
  belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K dan
  tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan obat
  terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan
  diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah
  bayi dilahirkan.
  • Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm yang
  dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum,
  dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari berturutturut.
  • Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat diberikan
  1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat diulangi setelah 8
  jam. (sumber :Isnaini, Vit-Min.pdf)