25 September 2010

Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi akut Diabetes Mellitus (DM).

Hipoglikemia adalah menurunnya kadar gula dalam darah.

Hipoglikemia murni adalah menurunnya kadar gula dalam darah < 60mg/dl

Reaksi hipoglikemia adalah glukosa darah turun mendadak, meskipun glukosa darah masih > 100mg/dl

Koma hipoglikemia adalah koma atau penurunan kesadaran karena glukosa darah < 30 mg/dl

Hipoglikemia reaktif adalah gejala hipoglikemia yang terjadi 3-5 jam sesudah makan.biasanya pada anggota keluarga DM atau orang dengan bakat DM

Setiap terjadi penurunan kesadaran pada penderita DM harus dipikirkan kemungkinan mengalami hipoglikemia.

Hipoglikemia pada pasien DM biasanya disebabkan oleh pemakaian Obat Anti Diabetes (OAD) oral terutama golongan sulfonylurea dan insulin. Kelebihan pemakaian dosis obat, ketidakteraturan penderita dalam hal mengkonsumsi makanan sehabis memakai obat, faktor usia lanjut dan adanya penyakit gagal ginjal kronik bisa merupakan faktor risiko terjadinya hipoglikemia.

Gejala hipoglikemia antara lain : rasa berdebar-debar, banyak berkeringat (biasanya keringat dingin), gemetar, terasa lapar. Juga penderita merasa pusing, gelisah, kesadaran menurun hingga koma.

Terapi hipoglikemia

1. Segera mengkonsumsi pisang atau roti atau karbohidrat kompleks lainnya

2. Bisa juga menggunakan teh gula, air gula kental atau madu yang dimasukkan di bawah lidah.

3. Jika penderita tidak sadar, injeksi glukosa 40% Intra vena 25 ml (encerkan 2x dengan aqua injeksi) juga infus glukosa 10% atau Dekstrose 10%. Bila belum sadar dapat diulang 25 cc glukosa 40% setiap 30 menit. Dapat diulang sampai 6x sampai penderita sadar. 1 flakon D40% 24 meq dapat menaikkan kadar gula darah 25-50 mg/dl. Periksa Gula Darah Sewaktu 30 menit setelah Intra vena terakhir.

4. injeksi efedrin 25-50 mg (bila tdk ada kontra indikasi jantung pada jantung) atau glukagon 1 mg Intra muskuler.

5. Sementara obat anti diabetes dihentikan dulu.

Komplikasi Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Mellitus (DM) dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi berupa komplikasi akut (yang terjadi secara mendadak) dan komplikasi kronis (yang terjadi secara menahun).

Komplikasi akut dapat berupa :

1.Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah < 60 mg/dl

2.Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan asidosis metabolic dan hiperketogenesis

3.Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran hipoksia yang ditimbulkan oleh hiperlaktatemia.

4.Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama dengan no 2 dan 3 hanya saja tidak ada hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.

Komplikasi kronis :

Biasanya terjadi pada penderita DM yang tidak terkontrol dalam jangka waktu kurang lebih 5 tahun. Dapat dibagi berdasarkan pembuluh darah serta persarafan yang kena atau berdasakan organ. Pembagian secara sederhana sebagai berikut :

1. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner, pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.

2. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain retinopati diabetika (mengenai retina mata) dan nefropati diabetika (mengenai ginjal).

3. Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan berkurang atau tebal pada kaki atau kaki terasa terbakar/bergetar sendiri.

Selain di atas, komplikasi kronis DM dapat dibagi berdasarkan organ yang terkena yaitu

1.Kulit : Furunkel, karbunkel, gatal, shinspot (dermopati diabetik: bercak hitam di kulit daerah tulang kering), necrobiosis lipoidica diabeticorum (luka oval, kronik, tepi keputihan), selulitis ganggren,

2.Kepala/otak : stroke, dengan segala deficit neurologinya

3.Mata :Lensa cembung sewaktu hiperglikemia (myopia-reversibel,katarax irreversible), Glaukoma, perdarahan corpus vitreus, Retinopati DM (non proliperative, makulopati, proliferatif), N 2,3,6 (neuritis optika) & nerve centralis lain

4. Hidung : penciuman menurun

5.Mulut :mulut kering, ludah kental = verostamia diabetic, Lidah (tebal, rugae, gangguan rasa), ginggiva (edematus, merah tua, gingivitis, atropi), periodontium (makroangiopati periodontitis), gigi (caries dentis)

6.Jantung : Penyakit Jantung Koroner, Silent infarction 40% kr neuropati otonomik, kardiomiopati diabetika (Penyakit Jantung Diabetika)

7. Paru : mudah terjangkit Tuberculosis (TB) paru dengan berbagai komplikasinya.

8. Saluran Cerna : gastrointestinal (neuropati esofagus, gastroparese diabetikum (gastroparese diabeticum), gastroatropi, diare diabetic)

9. Ginjal dan saluran kencing : neuropati diabetik, sindroma kiemmelstiel Wilson, pielonefritis, necrotizing pappilitis, Diabetic Neurogenic Vesical Disfunction, infeksi saluran kencing, disfungsi ereksi/ impotensi, vulvitis.

10. Saraf : Perifer: parestesia, anestesia, gloves neuropati, stocking, neuropati, kramp

11. Sendi : poliarthritis

12. Kaki diabetika (diabetic foot), merupakan kombinasi makroangiopati, mikroangopati, neuropati dan infeksi pada kaki.

23 September 2010

Mengenal Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

Plate280 Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis atau kencing madu (india) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia (gula darah tinggi) yang terjadi akibat berkurangnya hormon insulin efektif dalam tubuh baik secara kuantitatif atau secara kualitatif atau kedua-duanya.

Jika berkurangnya insulin secara absolut maka penderita dinyatakan menderita DM tipe 1. Jika berkurangnya insulin relatif atau gangguan pada reseptor insulin oleh karena adanya disfungsi pankreas atau perifer, atau kedua-duanya maka dikatakan penderita menderita DM tipe 2.

Adapun tanda-tanda DM  adalah hiperglikemia (gula darah melebihi batas normal) dan glukosuria (ditemukan glukosa dalam air kencing), disertai dengan gejala-gejala klinik akut yaitu polidipsi (banyak minum), poliuria (banyak kencing), penurunan berat badan, dan ataupun gejala kronik atau kadang-kadang tanpa gejala;

Gangguan primer/utama terletak pada metabolisme karbohidrat dan sekunder pada metabolisme lemak dan protein. Fungsi insulin adalah untuk memasukkan gula/glukosa dalam darah ke dalam sel sehingga akan diperoleh menjadi sumber energi.

Klasifikasi diabetes mellitus menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) yaitu

(1) diabetes tipe 1: kerusakan sel beta pankreas yang pada umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut, dapat karena autoimun atau idiopatk

(2) diabetes tipe 2: bervariasi mulai yang terutama dominan resisten insulin relatif sampai defek sekresi insulin disertai resisten insulin

(3) diabetes tipe lain ( contohnya diabetes mellitus akibat hipertiroid )

(4) diabetes mellitus gestasional (DM saat hamil)

Patofisiologi DM Tipe 1 dan DM Tipe 2

DM Tipe 1

- kelainan terletak pada sel beta pancreas yang tidak mampu mensintesa dan mensekresi insulin dalam jumlah & kualitas yg cukup (kekurangan insulin secara absolut, reseptor insulin di jaringan perifer, kuantitas & kualitasnya cukup / normal).

DM Tipe 2

- kelainan di perifer (resistensi insulin) & pancreas (defek pada fase 1 sekresi insulin)

1. sekresi insulin oleh  pancreas cukup/kurang tetapi terdapat keterlambatan

2. jumlah reseptor di jaringan perifer kurang

3. jumlah reseptor cukup tapi kualitasnya jelek

4. kelainan di post reseptor sshingga proses glikosilasi intra seluler terganggu

5. kelainan campuran no 1-4

DM tipe lain , dapat disebabkan :

Defek genetik fungsi sel beta pankreas, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endrokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang dan seindrom genetika lain yang berkaitan dengan DM.

Diagnosis DM

DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar gula darah. Glukosuria tidak dapat dijadikan dasar diagnosis. Kriteria diagnosis DM :

1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu/acak  ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/L). Tanda-tanda klasik DM : polifagi (banyak makan), polidipsi (banyak minum), poliuria (banyak kencing), penurunan berat badan. Gula darah sewaktu adalah hasil pemeriksaan gula darah sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.

atau

2. Gejala klasik DM + gula darah puasa  ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/L). Gula darah puasa adalah pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam (pasien dipuasakan selama kurang lebih 8 jam, tapi masih bisa minum air putih).

atau

3. Kadar gula 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/L). Cara pelaksanaan TTGO (menurut WHO 1994) :

- 3 hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa.

- berpuasa sedikitnya 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan. Minum air putih tanpa gula tetap dibolehkan.

- diperiksa kadar gula darah puasa

- diberikan beban glukosa (gula) 75 gram untuk orang dewasa atau 1,75 gram/kg berat badan untuk anak-anak, dilarutkan ke dalam air 250 mL dan diminum dalam jangka waktu 5 menit.

-berpuasa kembali selama 2 jam setelah minum air gula.

- diperiksa kadar gula 2 jam sesudah beban glukosa

- selama proses pemeriksaan, tetap beristirahat dan tidak merokok.

18 September 2010

Mengatasi Maag dengan Daun Lidah Buaya

lidah-buaya Sakit maag (dyspepsia) ditandai peningkatan asam lambung disertai rasa nyeri pada ulu hati, rasa penuh atau kembung pada lambung, dan sering bersendawa.Banyak penderita mengeluh sudah meminum obat maag tetapi masih terasa sakit dan sering kambuh.

Lidah buaya atau Aloevera yang biasa dipakai untuk saat keramas menguatkan rambut ternyata bisa digunakan untuk mengatasi maag. Tanaman ini adalah salah satu tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Tanaman ini sudah digunakan bangsa Samaria sekitar tahun 1875 SM. Bangsa Mesir kuno sudah mengenal khasiat lidah buaya sebagai obat sekitar tahun 1500 SM. Berkat khasiatnya, masyarakat Mesir kuno menyebutnya sebagai tanaman keabadian.

Seorang peracik obat-obatan tradisional berkebangsaan Yunani bernama Dioscordes, menyebutkan bahwa lidah buaya dapat mengobati berbagai penyakit. Misalnya bisul, kulit memar, pecah-pecah, lecet, rambut rontok, wasir, dan radang tenggorokan.

menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), Lidah Buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS

Menurut pakar dari IPB Ir Sutrisno Koswara, mengkonsumsi lidah buaya dapat membantu memperlancar sistem pencernaan, ini disebabkan manfaat dari zat Aloemoedin dan Aloebarbadiod, senyawa yang termasuk golongan antrakuinon

Akan tetapi senyawa aloe emodin ini baru diketahui bekerja mengaktivasi reseptor insulin dan meningkatkan laju sintesis  glikogen (cadangan glukosa)  sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah dalam tubuh. Sedangkan fungsi secara langsung untuk memperbaiki saluran pencernaan / lambung masih belum diketahui.

Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa unsur utama dari cairan lidah buaya-yang diburu sebagai komoditas bisnis bernilai ekonomis tinggi-adalah aloin, emodin, resin, gum, dan unsur lain seperti minyak atsiri. Selain itu diketahui pula banyak vitamin terkandung di dalamnya seperti vitamin A, B1, B2, B12, C dan E.
Kumpulan enzim antara lain amilase, catalase, cellulase, carbexypeptidase, carpoxyhelclase, bradyknase, memperkaya khasiat lidah buaya yang berfungsi sebagai penyeimbang kerja zat gizi lainnya.
Lidah buaya juga mengandung beberapa asam amino seperti arginin, asparagin, asam aspartiat, serin, glutamin, treonin, isin, urosin, pheniialanin, prelin, histidine, leusin, dan isoleusin, yang diketahui berfungsi sebagai pembangun sel-sel dan jaringan tubuh. Terdapat pula sekumpulan mineral makro dan mikro yaitu kalsium, magnesium, polassium, sodium, besi, seng, dan kromonium yang memang diperlukan tubuh.

Bagaimana cara pembuatannya?

Caranya sederhana : kupas daun lidah buaya, buang kulit yang berwarna hijau, kemudian cuci bersih daging daun lidah buaya yang berwarna putih 3-4 kali hingga lendir yang melekat berkurang. Lalu rebus daging lidah buaya tersebut sampai mendidih. Sajikan lidah buaya seperti nana de coco, bisa juga dibuat jus. Untuk menghilangkan rasa pahit dapat digunakan madu sebagai pemanis.

Dikutip dari berbagai sumber.